Daksina
Apa itu daksina dan bagaimana cara membuatnya
Daksina disebut juga “YadnyaPatni” yang artinya istri atau
sakti daripada yadnya. Daksina juga dipergunakan sebagai sarana
persembahan atau tanda terima kasih yang selalu menyertai banten-banten
yang agak besar dan sebagai perwujudan atau pertapakan. Dalam lontar Yadnya Prakerti disebutkan bahwa Daksina melambangkan Hyang Guru / Hyang Tunggal kedua nama tersebut adalah nama lain dari Dewa Siwa.
Unsur-unsur yang membentuk daksina, diurut dari isi terbawah hingga di atas yaitu:
Alas bedogan / srembeng / wakul / katung;
Terbuat dari janur /
slepan yang bentuknya bulat dan sedikit panjang serta ada batas pinggirnya.
Alas Bedogan ini lambang pertiwi unsur yang dapat dilihat dengan jelas.
Srobong daksina, terbuat dari janur /
slepan yang dibuat melingkar dan tinggi, seukuran dengan alas
wakul.
Bedogan bagian tengah ini adalah lambang Akasa yang tanpa tepi. Srembeng daksina juga merupakan lambang dari hukum
Rta ( Hukum Abadi tuhan )
Tampak dara;
Dibuat dari dua potongan janur lalu dijahit sehinga membentuk tanda
tambah. Tampak dara adalah lambang keseimbangan baik makrokosmos maupun
mikrokosmos, sebagai sumber pengatur seisi alam, menjadi cerminan Sang
Hyang Rwa Bineda, sehingga kelihatan ada siang ada malam, ada laki –
laki ada perempuan, baik dan buruk. Tampak dara juga melambangkan
Swastika yang artinya semoga dalam keadaan baik.
Beras;
Merupakan makanan pokok yang melambang dari hasil bumi, yang menjadi
sumber penghidupan bagi manusia di dunia ini. Beras juga merupakan
simbol udara, sebagai cerminan Sang Hyang Bayu
Sirih Tampel / Porosan silih asih;
Terbuat dari daun
sirih (hijau – Wisnu), kapur (putih – Siwa) dan pinang (Merah – brahma)
diikat sedemikian rupa sehingga menjadi satu. Porosan adalah lambang
pemujaan Hyang Tri Murti (Brahma, Wisnu & Siwa). Disebut porosan
silih asih karena melambangkan dari Sang Hyang Semara Jaya dan Dewi
Ratih.
Kelapa;
Adalah buah serbaguna, yang juga simbol
Pawitra (air keabadian/amertha). Lambang alam semesta yang terdiri dari tujuh lapisan (sapta loka dan sapta patala).
Kelapa memiliki tujuh lapisan ke dalam dan tujuh lapisan ke luar.
Tujuh lapisan ke dalam melambangkan Sapta Petala yaitu:
- Air sebagai lambang Mahatala.
- Isi lembutnya lambang Talatala.
- Isinya lambang Tala.
- Lapisan pada isinya lambang Antala.
- Lapisan isi yang keras lambang Sutala.
- Lapisan tipis paling dalam lambang Nitala.
- Batoknya lambang Patala.
Sedangkan tujuh lapisan keluar melambang Sapta Loka yaitu:
- Bulu batok kelapa sebagai lambang Bhur loka,.
- Serat saluran sebagai lambang Bhuvah loka.
- Serat serabut basah lambang Swah loka.
- Serabut basah lambanag Maha loka.
- Serabut kering lambang Jnana loka.
- Kulit serat kering lambang Tapa loka.
- Kulit kering sebagai lamanag Satya loka
Kelapa dikupas dibersihkan hingga kelihatan batoknya dengan maksud
bahwa Bhuana Agung sthana Hyang Widhi tentunya harus bersih dari
unsur-unsur gejolak indria yang mengikat dan serabut kelapa adalah
lambang pengikat indria. Kelapa juga merupakan simbul matahari atau
“windu ” yakni cerminan Sang Hyang Sadha Siwa
Telor Itik
Dibungkus dengan ketupat telor adalah lambang awal kehidupan /
getar-getar kehidupan. Lambang Bhuana Alit yang menghuni bumi ini,
karena pada telor terdiri dari tiga lapisan yaitu
- Kuning Telor/Sari lambang Antah Karana Sarira.
- Putih Telor lambang Suksma Sarira.
- Kulit telor adalah lambang Sthula sarira.
Dipakai telur itik karena itik dianggap suci, bisa memilih makanan,
sangat rukun dan dapat menyesuaikan hidupnya (di darat, air dan bahkan
terbang bila perlu). Telor merupakan simbul bulan atau “
Ardha Chandra” yakni cerminan Sang Hyang Siwa
Pisang, Tebu dan Kojong;
adalah simbol manusia yang menghuni bumi sebagai bagian dari ala mini.
Idealnya manusia penghuni bumi ini hidup dengan Tri Kaya Parisudha-nya.
Dalam tetandingan
- Pisang melambangkan jari.
- Tebu melambangkan tulang.
Buah Kemiri / Tingkih
Adalah simbol Purusa / Kejiwaan / Laki-laki, dari segi warna putih (ketulusan)dan merupakan simbul bintang atau “
nata “ yakni cerminan Sang Hyang Parama Siwa
Buah kluwek/Pangi;
Lambang pradhana / kebendaan / perempuan, dari segi warna merah
(kekuatan). Dalam tetandingan melambangkan dagu. Pangi simbul sarwa pala
bungkah cerminan Sang Hyang Boma
Gegantusan
Merupakan perpaduan dari isi daratan dan lautan, yang terbuat dari
kacang-kacangan, bumbu-bumbuan, garam dan ikan teri yang dibungkus
dengan
kraras/daun pisang tua Adalah lambang sad rasa dan
lambang kemakmuran. Juga merupakan simbul segala biji – bijian alam
semesta, sebagai cerminan adanya Jiwatman (Roh)
Papeselan
yang terbuat dari lima jenis dedaunan yang diikat menjadi satu adalah lambang Panca Dewata.
Daun
duku lambang Iswara, daun manggis lambang Brahma, daun durian / langsat
/ ceroring lambang Mahadeva, daun salak / mangga lambang Wisnu, daun
nangka atau timbul lamban Siwa.
Papeselan juga merupakan lambang kerjasama (Tri Hita Karana).
Papeselan juga sebagai cerminan Sang Hyang Sangkara
Bija ratus
adalah campuran dari 5 jenis biji-bijian, diantaranya
godem (hitam
–Wisnu), Jawa (putih – Wswara), Jagung Nasi (merah – Brahma), Jagung
Biasa (kuning – Mahadewa) dan Jali-jali (Brumbun – Swa). Semuanya itu dibungkus dengan
kraras (daun pisang tua).
Benang Tukelan
Benang tukelan putih memiliki makna:
- alat pengikat, simbol dari naga Anantabhoga, naga Basuki dan naga
Taksaka dalam proses pemutaran Mandara Giri di Ksirarnava untuk
mendapatkan Tirtha Amertha
- simbolis dari penghubung antara Jiwatman yang tidak akan
berakhir sampai terjadinya Pralina. Sebelum Pralina, Atman yang berasal
dari Paramatman akan terus menerus mengalami penjelmaan yang
berulang-ulang sebelum mencapai Moksa. Dan semuanya akan kembali pada
Hyang Widhi kalau sudah Pralina.
- dalam tetandingan dipergunakan sebagai lambing usus/perut.
- simbul awan, yakni cerminan Sang Hyang Aji Aksara
Uang Kepeng / Pis Bolong
adalah alat penebus segala kekurangan sebagai
sarining manah.
Uang juga lambang dari Deva Brahma yang merupakan inti kekuatan untuk
menciptakan hidup dan sumber kehidupan. Pis Bolong juga merupakan simbul
“
windu sunia” yakni cerminan “
sangkan paran”
Sesari
sebagai labang saripati dari karma atau pekerjaan (
Dana Paramitha)
Sampyan Payasan
terbuat dari janur dibuat menyerupai segi tiga, lambang dari Tri Kona
(Utpetti, Stithi, & Pralina).
Sampyan Pusung
terbuat dari janur dibentuk sehingga menyerupai pusungan rambut,
sesunggunya tujuan akhir manusia adalah Brahman dan pusungan itu simbol
pengerucutan dari indria-indria
Canang Sari
Merupakan simbul asta aiswarya yaitu Sang Hyang Dewata Nawa Sanga
Jenis-jenis Daksina
- Daksina kelipatan 1 : daksina alit.
- Daksina kelipatan 2: daksina pakala-kalaan (Manusa Yadyna).
- Daksina kelipatan 3: daksina krepa (Rsi Yadnya).
- Daksina kelipatan 4: daksina gede/pamogpog (upacara besar).
- Daksina kelipatan 5: daksina galahan.
Sehingga pada dasarnya Daksina merupakan kekuatan pesaksi yang disebut Tria Dasa Saksi ( T
utur Tapeni Yadnya )
sumberdari:https://iputuswardiyasa.wordpress.com/